Ulasan Cerpen, Cerpen "Akar Bambu" karya Gusty Ayu Puspagathy (Koran Media Indonesia)
Ulasan Cerpen
By Falahul Khansa P
Ulasan Cerpen
Identitas Cerpen
Judul : Akar Bambu
Penulis : Gusty Ayu Puspagathy
Penerbit : Koran Media Indonesia
Tanggal
terbit : 13 Oktober 2019
Sinopsis Cerpen
Cerpen
ini menceritakan seorang ahli pahat tua yang bernama Mbah Sutini yang ingin
sekali mengukir wajah sedih pada setiap hasil karyanya, namun justru senyum
yang selalu terpahat pada hasil pahatannya.
Mbah
Sutini memang selalu tersenyum. Senyum untuk menyembunyikan kenestapaan yang
dirasakannya sejak lima puluh tahun yang lalu karena menggugurkan bayi
laki-lakinya.
Suatu
ketika seorang laki-laki, tetangga Mbah Sutini meminta untuk memahatkan wajah
bayi laki-laki pada akar bambu yang dicabuti dari dekat rumahnnya. Namun, Mbah
Sutini tidak berani membuat mulut pada bayi itu, apalagi mulut dengan senyum.
Karena ternyata pusara bayi laki-laki yang merupakan anak kesepuluh, dulu
dikuburkan di bawah pohon bamboo yang dicabut oleh tetangganya itu. Sementara
Sembilan anaknya perempuan semua.
Mbah Sutini takut jika membuat mulut maka akan terkena kutukan, apalagi rumpun bambu itu sepertinya bisa melindungi penduduk dari musibah namun telah dicabut semua. Lelaki itu meyakinkan Mbah Sutini untuk tetap membuatkannya dan tidak percaya pada takhayul. Tetapi, begitu mulut bayi selesai dibuat, terdengar lengkingan suara tangis bayi di sela hujan deras. Dari jauh pun terdengar bunyi kentongan tanda bahaya bertalu-talu. Ternyata terjadi banjir karena tak ada lagi rumpun bambu yang bisa menahan luapan air sungai. Istri lelaki itu dimungkinkan selamat, namun bayinya tidak. Dan menurut Mbah Sutini semua itu bukan takhayul, tapi hukum alam.
Kelebihan dan Kekurangan Cerpen
Cerpen ini hendak menyampaikan tema
perlindungan manusia dari bencana banjir dengan adanya pohon-pohon yang menahan
luapan air, walaupun ada beberapa kejadian mustahil tetapi bagaimanapun juga
bahasa dan alur cerpen ini mudah dipahami sehingga menarik untuk dibaca.
Cerpen ini layak untuk dibaca karena
disamping menghibur, juga memiliki pesan yang kuat untuk mengingatkan manusia
agar menjaga kelestarian pepohonan untuk mencegah terjadinya bencana.
Teman-teman dapat melihat cerpen aslinya di sini